April 6, 2010 by Bagwell

Korupsi, Duit, Kegoblokan, dan Romance

Sebuah kepenatan yang terlalu terbendung dan akhirnya meledak, meluap keluar. Satu kata yang terucap “GOBLOK!!” Berawal dari kasus korupsi pegawai Pajak, kemudian hari demi hari gue baca berita online (beserta komen dari pembaca), kemudian sampai dengan munculnya Adnan Buyung Nasution menjadi pengacara sang Koruptor, Gayus. Lagi, berbagai respon berceceran, banyak juga yang memaki-maki sang Pengacara. Hampir semua yang disoroti adalah, tidak lain adalah DUIT. Makian itu fokusnya adalah sang Koruptor punya duit, kemudian dengan secepat kilat sang Pengacara mau jadi pengacaranya, duit bayarannya bisa banyak, n bla bla bla.. Semua tentang gimana itu manisnya duit.

Gue merasa prihatin dengan keadaan ini. Terlalu cepat untuk menyimpulkan kalau uang itu sangat manis dan satu-satunya hal yang harus dimiliki untuk memperoleh hal lainnya. Well ada benarnya, tapi menurut gue, tidak selalu begitu ceritanya. Gue sampai mati akan selalu inget saat gue naik becak bersama nenek gue, kemudian ditengah jalan nenek gue minta berhenti di toko kelontong kecil dan membelikan gue teh kotak. Atau gue ga akan melupakan warna warni hati gue saat gue sebelum punya mobil di tengah malam naik motor berdua kehujanan super deras waktu nganter cewek gue pulang, I bet that she will not forget it till she dies. Teh kotak dan kehujanan naik motor bukan barang yang mahal man.

So kalo menurut gue, semua cuci otak ini juga ada hubungannya dengan romance. Daripada menyalahkan media, malah mending bisa dikatakan romance yang salah lah yang salah. Darimana? Well tanyakan pada diri lo sendiri. Apakah lo selalu lebih melirik cewek-cewek berdandan menarik, dengan pant Zara, kaos belel Guess, jaket kulit dan tas LV daripada cewek berpakaian jins ketat Leecooper, atasan mangga dua? Atau kalau buat cewek, akan lebih ngelirik cowok yang bermobil Ford Everest daripada yang bawa motor ala kadarnya? Atau bagi yang telah menikah, dan karirnya mulai naik, jadi suka belanjain cewek-cewek yang mau dipelihara? Atau bagi yang belum bisa apa-apa, bawaannya selalu iri, dan berusaha dengan “segala” cara agar bisa demikian?

Kalo ini terus terjadi, akan terus lahir generasi yang begitu lagi dan begitu lagi. Kapan kapok’e? Kapan mau maju? Kapan mau lebih dewasa? Berhenti untuk selalu melihat bungkus yg mewah man, berhenti untuk selalu meneteskan cairan meki setiap kali liat cowok bermobil SUV mulus, ladies. Mulai memutuskan untuk mencintai istri Anda, dan bagi yang masih mengejar karir, kejar dengan tanpa seperti orang kesetanan. Orang Indonesia adalah orang yang cerdas, kita hanya sering silau dengan kemewahan.

Gue bukan orang yang ga pernah diposisi kayak gitu, gue juga bukan orang miskin yang ga tau caranya menjadi bermewah ria atau minta dikasihi oleh wanita kaya. I can get it all, I’m sure. Gue bisa pake wewenang gue untuk bikin gue mewah, tapi gue ogah. Untuk urusan cewek, beberapa kali terpaksa tidur di apartemen wanita karena suatu hal gue putuskan untuk nemenin dia, jadi gue ga perlu membayar untuk dikelilingi mereka.

Berantas korupsi penting, tapi berkarakter untuk hidup sederhana lebih penting.

5 comments:

Jet Veetlev said...

Nice one man!
meledak2 dengan manis!

Anonymous said...

gimana menurut U guys tentang buah pikiran bagwell

..Tapi Yang jelas Cairan Meki ini baru gw denger di posting ini

membuat Pikiran gw lengket..kemana-mana...

Robbsight said...

Vulgar, berisi, manis, dan tegas... Heu heu.. Keep posting My brad

richo said...

setuju hidup sederhana adalah hidup yang paling nyaman

Shella R. said...

Sebuah uangkapan yang keluar dari sisi pengalaman yang berbeda dari hidupku, penuh emosi tapi terlihat jelas ada niat yang sangat baik untuk memberi keyakinan pada siapa pun..

Aku ga tau berapa kali aku menganggukkan kepalaku saat membaca tulisan ini..dan itu artinya aku suka dengan materi dan ruh yang terkandung di dalamnya..

Bagu..bagus..